Secara umum, ekspresionisme dapat dikenal sebagai suatu aliran di dalam bidang seni yang mengumbar emosi yang mendalam. Hal ini bisa bermakna bahwa setiap karya dalam aliran ekspresionisme merupakan wujud pemberontakan yang bergejolak di dalam bathin si seniman yang dalam kehidupan nyata dia tidak bisa melakukannya. Jadi, satu-satu nya cara dan media yang bisa menjadi wadah penyalur keinginan yang terpendam dan hampir tidak bisa terwujud itu adalah di dalam karya yang diciptakan oleh seniman itu.
Franz Kafka, seorang penulis ekspresionis Jerman, dalam karyanya yang berjudul The Metamorphosis menunjukkan dengan jelas bagaimana karya tulis (dalam hal ini berupa novel) di dalam aliran ekspresionisme.
Dalam novel The Metamorphosis terdapat empat tokoh utama: 1. Gregor Samsa, seorang pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga yang secara misterius berubah menjadi kecoa pada suatu hari, 2. Grete Samsa, adik perempuan Gregor Samsa yang merawat dan memberi makan Gregor Samsa ketika dia sudah berubah menjadi kecoa, 3. Herr Samsa, Ayah Gregor Samsa yang kembali bekerja ketika Gregor Samsa telah berubah menjadi kecoa, 4. Frau Samsa, Ibu Gregor Samsa yang juga kembali bekerja ketika Gregor Samsa telah berubah menjadi kecoa.
Tokoh Gregor Samsa di dalam novel ini memberikan kesan kepada saya bahwa dia adalah orang yang sangat banyak terbebani. Dia adalah orang yang harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga walaupun tidak sepenuhnya dia menginginkan pekerjaan yang banyak menyita waktunya ini. Namun demikian, dia tidak bisa lari dari kenyataan untuk tidak bekerja karena tanggung jawab kesejahteraan keluarganya bergantung di pundaknya seorang. Sampai pada suatu hari dia mengalami dirinya berubah menjadi seekor kecoa saat dia terbangun dari tidur dan mimpi buruknya, tetapi pemikiran, perasaan, dan jiwanya tetap seperti manusia. Dia tetap terganggu dengan pikiran kewajiban kerja, kemungkinan atasan akan memarahinya jika dia terlambat bekerja, kemungkinan dia akan menjadi sangat salah jika dia tidak serius di dalam bekerja sehingga tidak menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga, dan sebagainya.
Kejadian dari dia terbangun tidurnya dan mendapati dirinya telah berubah menjadi seekor kecoa dengan segala macam perasaan dan pikiran-pikiran manusia diceritakan oleh Kafka di dalam novel ini lebih dari delapan halaman. Cerita-cerita pada halaman pertama ini dipenuhi dengan detil kegelisahan Gregor Samsa yang mendapati dirinya telah berubah menjadi seekor kecoa, dan gelisah karena khawatir tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagai seorang travelling salesman. Di samping itu, dia juga gelisah seandainya hari di saat dia bangun dan telah berubah menjadi kecoa itu dia terlambat sampai di tempat kerja, karena hal ini bisa meninggalkan preseden buruk di mata atasannya.
Kenyataan bahwa Gregor Samsa telah berubah menjadi kecoa menjadikan banyak perubahan di dalam kehidupan keluarga Samsa. Sebelum tubuh Gregor Samsa berubah menjadi seekor kecoa, dia adalah satu-satunya orang di dalam keluarga Samsa yang bekerja dan menghidupi keluarga Samsa. Namun setelah kematiannya karena telah dianggap oleh keluarga dan orang-orang sebagai makhluk jahat yang telah membunuh Gregor Samsa keadaan menjadi berubah “membaik” di dalam keluarga Samsa. Hal ini disebabkan karena Ayah dan Ibu Gregor Samsa kembali bekerja dan menghasilkan uang.
Dari sedikit ringkasan yang sangat singkat dari cerita dalam novel ini sangat jelas terlihat ciri aliran ekspresionisme di dalamnya. Ungkapan emosi mendalam dari Gregor Samsa sebagai tokoh utama di dalam novel ini sangat terlihat.
- Gregor Samsa berubah menjadi serangga buruk, menjijikkan, menakutkan, dan tidak diinginkan kehadirannya di rumah keluarga Samsa, padahal sebelumnya dia adalah orang yang memegang peranan sangat penting di dalam keluarga karena dia adalah tulang punggung keluarga. Hal ini saya dapat pahami sebagai pemberontakan dari diri tokoh Gregor Samsa terhadap kemuakannya terhadap rutinitas bekerja keras membanting tulang untuk menghidupi banyak orang dan terpaksa mengabaikan perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan pribadinya sebagai seorang manusia.
- Pemilihan sosok binatang serangga pada metamorfosis tokoh Gregor Samsa adalah suatu simbol kerinduan terhadap kebebasan yang mutlak dan terbebas dari segala macam keharusan di dalam kehidupan sosial. Binatang adalah makhluk bebas yang hanya berjuang mencari makan dan kesenangan untuk dirinya sendiri ketika binatang tersebut telah mencapai usia dewasa, sedangkan Gregor Samsa adalah seorang lelaki dewasa yang direnggut kebebasannya karena tanggung jawab terhadap keluarga yang mengharuskannya bekerja keras, mengabaikan segala keinginan dan kesenangan pribadinya.
- Pemilihan profesi tokoh Gregor Samsa sebagai seorang travelling salesman yang mengharuskannya setiap saat bepergian dan bertemu dengan banyak orang dengan tetap memberikan ekspresi muka yang ceria dan ramah juga merupakan simbol yang diberikan oleh Kafka dalam novel ini untuk menunjukkan bagian emosi dan keinginan dari tokoh Gregor Samsa yang terpendam di dalam novel ini.
- Terdapat kontradiksi antara perubahan bentuk tubuh dengan emosi dan pikiran-pikiran pada tokoh Gregor Samsa. Walaupun tubuhnya telah berubah menjadi tubuh seekor serangga, namun emosi dan pikiran-pikirannya tetap merupakan emosi dan pikiran-pikiran seorang manusia. Dia tetap memikirkan pekerjaannya, tetap memiliki keengganan jika ayahnya harus menegurnya karena ayahnya telah merasa terintimidasi oleh atasannya karena dia terlambat atau mungkin tidak bisa laig bekerja.
- Tidak terasa kesa melankolis pada tokoh Gregor Samsa saat mengetahui bahwa tubuhnya telah berubah menjadi tubuh seekor serangga. Hal ini sangat menunjukkan bahwa sebenarnya bisa saja fakta bahwa perubahan tubuh Gregor Samsa menjadi tubuh seekor kecoa merupakan keinginan terdalam dari dirinya untuk mendapatkan kebebasan mutlak di dalam hidupnya sebagai seorang lelaki dewasa, dan dengan demikian dia terbebas dari keharusan untuk bekerja keras setiap hari dan mengabaikan segala keinginan dan kesenangan pribadinya. Hahhh
Dari lima poin di atas saya mendapatkan kesan bahwa novel The Metamorphosis karya Franz Kafka ini adalah sebuah karya tulis yang mengusung aliran ekspresionisme. Terdapat kontradiktif di dalam semua poin yang saya jadikan sebagai kesan ekspresionis di dalam novel ini, dan menurut saya hal-hal yang kontradiktif itu merupakan cara Kafka untuk menunjukkan perbedaan antara hal-hal yang terpaksa dilakukan oleh Gregor Samsa di dalam kehidupan nyata dengan hal-hal yang sangat diinginkan Gregor Samsa jauh di dalam lubuk hatinya.
Novel ini dengan detil menggambarkan setiap pikiran-pikiran dan keinginan-keinginan terdalam dari tokoh Gregor Samsa, dan dengan detil juga memberikan kontradiksi antara hal-hal yang diinginkan dengan hal-hal yang terpaksa dilakukan dengan mengorbankan kebutuhan dan keinginan pribadi dari tokoh Gregor Samsa. Maka dari itu, semua penjelasan yang telah saya uraikan di atas merupakan kesan ciri ekspresionis di dalam karya tulis yang ditulis oleh Ranz Kafka.