GRIPS Theater diprakarsai oleh gerakan pelajar di tahun 60-an yang ingin membawa pembaharuan di Jerman, yakni menciptakan teater yang realistis dan mudah dimengerti oleh anak-anak. Kata “GRIPS” sendiri berasal dari bahasa slang di Jerman Utara yang berarti “daya tangkap yang cepat”. GRIPS juga dapat berarti “berpikir dengan cara yang menyenangkan”.
Ciri khas GRIPS Theater adalah bahwa setiap dramanya memiliki sebuah amanat/pesan untuk penontonnya tanpa bermaksud untuk “menggurui”. Amanat/pesannya tidak bersifat pedagogi dan tidak juga propaganda. Tidak seperti teater-teater pada umumnya, dalam menonton GRIPS Theater, penonton tidak bertepuk tangan, melainkan bersorak-sorai, menangis, tertawa, berteriak, bersiul, dan ikut bernyanyi bersama.
GRIPS Theater berusaha untuk mengenali masalah, kebutuhan, dan kerinduan rakyatnya. Hal ini diwujudkan melalui dramanya yang bermaksud untuk membantu penonton mengembangkan fantasi sosial mereka, terutama dalam mengenali konflik-konflik yang terjadi sehari-hari, agar mereka mampu mengubah lingkungannya menjadi lebih baik. Di samping itu, tak dapat dilupakan bahwa tujuan utama GRIPS Theater adalah untuk memfasilitasi anak-anak dan pemuda dalam mengembangkan kreativitasnya, khususnya di bidang teater, dan tentunya memberikan pengalaman kepada mereka di bidang teater.
Saat ini, GRIPS Theater tersebar luas di dunia dan disebut sebagai teater anak dan pemuda. Namun pertunjukkan-pertunjukkan GRIPS Theater tidak hanya disajikan untuk anak-anak dan remaja, melainkan juga untuk kaum dewasa. GRIPS Theater berhasil berkat teater anaknya (Kinderstücken) seperti “Ein Fest bei Papadakis” dan “Max und Milli”, serta teater untuk kaum dewasa seperti “Linie 1” dan “Ab heute heißt du Sara”.
Sumber:
– http://www.grips-theater.de/
– http://www.atlantic-times.com/archive_detail.php?recordID=2021
– http://www.gymnasium-selm.de/schulleben/kultur/musical/linie-1/